Tuesday, June 05, 2007

Inflasi Mei tetap rendah

BISNIS - Selasa, 05/06/2007

JAKARTA: Badan Pusat Statistik mengumumkan angka inflasi pada Mei 2007 mencapai 0,10%, dengan laju inflasi year-on-year Mei 2007 terhadap Mei 2006 sebesar 6,01%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan prediksi inflasi dari sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg pekan lalu yang menyatakan inflasi tahunan Mei (yoy) sebesar 6,2%. Deputi bidang Statistik Ekonomi BPS Pietojo menyatakan inflasi ini terjadi karena dorongan kenaikan harga pada kelompok barang dan jasa a.l. kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,47%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,35%."Kenaikan ini juga dipicu dari kelompok sandang 0,21%, kesehatan 0,18%, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,01%," tuturnya di Kantor BPS Jakarta kemarin. Inflasi komponen inti, katanya mencapai 0,32%, laju inflasi komponen inti tahun kalender Januari-Mei 2007 sebesar 2,01%, sedangkan laju inflasi komponen inti yoy yakni Mei 2007 terhadap Mei 2006 sebesar 5,62%.BI Rate bisa turunEkonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Indonesia Fadhil Hasan menyatakan dia sudah memprediksikan bahwa range inflasi masih berkisar di level 0,1%-0,2%.Dengan adanya inflasi yang masih dalam batas wajar ini, menurut dia, terbuka ruang untuk penurunan BI Rate. Namun, kata Fadhil, penurunan tersebut tidak hanya semata-mata dipicu oleh inflasi, tapi faktor lainnya. Oleh karena itu, lanjutnya, ada baiknya jika ada kemungkinan penurunan BI Rate, dilakukan bertahap. Menurut dia, harga beras dan komoditas penting lainnya seperti gula masih dalam kondisi stabil jika dibandingkan dengan sebelumnya.? Dia mengingatkan bahwa kemungkinan akan terjadi tekanan inflasi pada dua bulan ke depan karena banyak pengeluaran rumah tangga untuk sekolah dan pendidikan.Secara terpisah, Kepala BPS Rusman Heriawan menyatakan pemerintah perlu mewaspadai kemungkinan tekanan inflasi pada Juli terutama yang diakibatkan kenaikan harga makanan olahan dan produk manufaktur (cosh push inflation).Faktor munculnya tekanan itu adalah rencana kenaikan produk mie instan Indofood 5,5% dan rencana kenaikan harga BBM industri 8,8% per Juni yang diumumkan Pertamina akhir pekan lalu. Dalam perkembangan lain, Kadin Indonesia meminta pemerintah membebaskan pajak pertambahan nilai BBM industri sebagai kompensasi kenaikan BBM industri. Pembebasan ini dipercaya selain mengurangi dampak inflasi juga akan menjadi insentif bagi industri."Kami sudah sampaikan permintaan ini ke Departemen Perindustrian untuk masalah ini," kata Ketua Komite Tetap Pengembangan dan Pemasaran Produk Kadin Thomas Dharmawan yang dihubungi kemarin.
(Bastanul Siregar)
(diena. lestari@bisnis.co.id)
Oleh Diena Lestari
Bisnis Indonesia

0 comments: