Tuesday, June 05, 2007

Dorong Penyidikan ke Peradilan Umum

KOMPAS - Selasa, 05 Juni 2007

Dukungan terhadap Petani Pasuruan Terus Mengalir

Jakarta, Kompas - Sejumlah aktivis hak asasi manusia dan organisasi kemasyarakatan terus mendesak pihak kepolisian mengambil alih penyidikan kasus penembakan di Alas Tlogo. Mereka berharap pengadilan koneksitas bisa menjamin independensi dan obyektivitas pengungkapan perkara yang sarat unsur pidana ini.
Desakan ini antara lain disampaikan Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) serta Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) secara terpisah, Senin (4/6).
Direktur Eksekutif IDSPS Yunanto mengungkapkan, pihaknya sepakat dengan dugaan Komisi Nasional (Komnas) HAM bahwa telah terjadi indikasi pelanggaran HAM oleh aparat TNI AL dalam kasus tersebut. Perintah penempatan pasukan dan melakukan tindakan sendiri di wilayah sengketa, yang notabene menjadi domain kepolisian, sudah mengindikasikan pelanggaran itu.
"Untuk membuktikan ada tidaknya pelanggaran ini, perlu ada pengadilan yang obyektif yang hanya bisa dilakukan lewat peradilan umum," kata Yunanto.
Menurut dia, adanya semangat korps dan upaya melindungi militer harus dipertimbangkan, apalagi faktanya, kasus-kasus yang dibawa ke peradilan militer tidaklah bisa terselesaikan.
Pernyataan terbuka Panglima TNI di media massa, yang menjamin proses penyidikan dilakukan terbuka, dinilai tidak cukup.
Berkaitan dengan tuntutan itu, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanagara di Semarang mengatakan, Polri hanya membantu dalam hal penyelidikan forensik. Sementara penegakan hukum tetap akan ditangani TNI sendiri meski peristiwa itu mengakibatkan korban di pihak sipil.
Sementara itu, dosen ilmu kepolisian Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mendesak agar Polri bersikap proaktif dan berani mengusut kasus ini. Sikap proaktif inilah yang ditunggu-tunggu pascareformasi TNI satu dasawarsa ini.
Simpati terus mengalir
Insiden penembakan warga sipil di Pasuruan itu terus mendapat simpati dari berbagai kalangan. Di Makassar, kemarin mahasiswa kembali menggelar aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa juga digelar mahasiswa di Palu dengan mendatangi markas Pangkalan TNI AL.
Di Bandung, massa yang terdiri dari petani, mahasiswa, dan buruh yang tergabung dalam Solidaritas Antikekerasan menggelar aksi di depan Detasemen Angkatan Laut Bandung. Mereka menuntut tindakan keras terhadap aparat yang terlibat penembakan di Pasuruan.
Selain itu, mereka juga meminta agar penyidikan kasus ini dilakukan menyeluruh dan hasilnya diungkapkan secara terbuka. (Jon/sf/doe/rei/che)

0 comments: