REPUBLIKA - Sabtu, 09 Juni 2007
JAKARTA -- Industri di Indonesia dinilai mampu memasok sendiri kebutuhan dasar bagi sistem persenjataan TNI bila Amerika Serikat (AS) melakukan embargo senjata. Pernyataan yang dikemukakan Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, itu terkait ancaman Kongres AS yang menyuarakan kembali pembatasan kerja sama militer RI-AS menyusul tragedi berdarah di Pasuruan belum lama ini.
''Masalah ini sudah saya dengar terutama setelah berkomunikasi dengan sejumlah kedutaan, ada upaya embargo dari Kongres AS. Kita tunggu saja perkembangannya,'' kata Djoko di Istana Negara di Jakarta, Jumat (8/6). Menurut Djoko, TNI punya jalan lain mendapatkan pasokan senjata selain dari AS. TNI bisa membelinya dari Rusia, Eropa, atau negara-negara lain di Asia, seperti Cina, Korea Selatan, dan India.
Cara itu sudah dilakukan pemerintah sebelum AS mencabut embargo senjata. Hanya saja, Panglima TNI tetap tak menginginkan embargo itu benar-benar terulang. Walau, menurut Djoko, saat ini industri pertahanan di dalam negeri juga sudah mampu memasok kebutuhan dasar TNI. Hingga level tertentu, industri lokal itu bahkan mampu membuat pesawat angkut ringan dan kapal patroli sedang.
''Banyak insinyur kita yang bekerja di perusahaan strategis di luar negeri berjanji akan kembali kalau pemerintah menghidupkan lagi BUMN penyedia peralatan strategis itu,'' katanya. Terkait hal ini, kemarin digelar pertemuan khusus antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mantan presiden BJ Habibie. Pertemuan yang berlangsung selama lebih dua jam di Istana Negara itu khusus membahas revitalisasi industri strategis dalam negeri.
Beberapa direktur utama BUMN strategis, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia turut diundang. Dalam pertemuan itu, Panglima mengungkapkan, Presiden SBY dan Habibie saling bertukar pikiran. Presiden ingin mendengar masukan dan saran perencanaan strategis yang dulu pernah dirancang Habibie. Presiden, katanya, ingin kebutuhan strategis pertahanan dan pembangunan lainnya tidak tergantung industri luar negeri. ''Semua kebutuhan strategis sedapat mungkin dipenuhi dari industri kita sendiri.'' djo
Saturday, June 09, 2007
'Jangan Bergantung pada Senjata Luar Negeri'
Posted by RaharjoSugengUtomo at 4:07 PM
Labels: HeadlineNews: Republika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment