KORAN TEMPO - Sabtu, 09 Juni 2007
Sisa makan malam terakhir belum dibereskan: sejumlah bungkus mi instan, rendang, kerupuk, dan bekas bungkus nasi.
Kelima anak-beranak itu tergeletak berdekatan di dalam rumah kayu yang sempit tanpa perabot berharga. Tak bernyawa lagi. Tubuh ayah, ibu, dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil itu membiru. Busa keluar dari mulut sang ibu. Darah juga keluar dari hidung dan lubang telinganya. Sisa makan malam terakhir belum dibereskan: sejumlah bungkus mi instan, rendang, kerupuk, dan bekas bungkus nasi.
Kematian Erwin, 33 tahun, bersama istrinya, Misrawati (25), dan ketiga anak mereka, masing-masing Ilham (5), Habil (3), dan Imam (2), diketahui tetangganya di Desa Serokan, Kandis, Kabupaten Siak, Riau, Selasa lalu sekitar pukul 21.00.
Polisi pun segera datang. "Tidak ada unsur kekerasan. Kuat dugaan, unsur makanan beracun," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Siak Ajun Komisaris Darul Qotni kemarin. "Kami juga menemukan racun serangga di bawah tempat tidur," kata Darul Qotni.
Untuk memastikannya, polisi, kata Darul Qotni, tengah menunggu tes laboratorium forensik atas sembilan unsur makanan di tubuh kelima orang itu. "Ini akan menjadi kasus sulit. Masalahnya, apakah mereka sengaja bunuh diri atau memang makanan yang mereka makan itu yang beracun," ujar Darul.
Tetangga mereka, Surya Ningsih, mengatakan selama ini keluarga Erwin tak pernah terdengar bertengkar. Kalaupun ada masalah, itu hanyalah seretnya ekonomi dalam setahun terakhir. Apalagi Misrawati kini sedang hamil. "Kami tahu masalah mereka hanya kesulitan keuangan," kata Surya. Erwin sebenarnya bukan penganggur. Dia bekerja di perkebunan sawit.
Dua hari sebelum kejadian, Erwin datang ke warung Surya untuk menyampaikan permohonan maaf karena belum bisa membayar utangnya sebesar Rp 200 ribu. Ia juga sempat mengatakan, seandainya dia pergi, mohon anak dan istrinya dijaga. "Kami kira bercanda. Eh, rupanya benar juga dia pergi sekalian dengan anak-istrinya," kata Surya
Meski belum dipastikan apakah kematian keluarga itu karena bunuh diri, sejumlah kasus bunuh diri berlatar belakang impitan ekonomi telah terjadi. Maret lalu seorang ibu di Malang tega meracun empat anaknya sebelum akhirnya bunuh diri. Sebelumnya, di Bandung, seorang ibu juga membunuh tiga anaknya dengan alasan yang sama.
JUPERNALIS SAMOSIR
Saturday, June 09, 2007
Terimpit Ekonomi, Satu Keluarga Diduga Bunuh Diri
Posted by RaharjoSugengUtomo at 4:18 PM
Labels: HeadlineNews:KoranTempo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment