Saturday, May 26, 2007

Supaya AS tidak Bercokol

REPUBLIKA - Sabtu, 26 Mei 2007

Di kantornya yang megah di pinggiran Kota Amman, Menlu Yordania, Abdul Ilah, menerima kunjungan tim tindak lanjut Konferensi Bogor, Kamis (10/5). Kepada tim tersebut dia berpesan agar Deklarasi Bogor ditindaklanjuti melalui dialog yang berkelanjutan. Menurut dia, dialog untuk membahas penyelesaian masalah Irak itu proses yang tidak bisa ditinggalkan.
Ilah sepertinya menyadari akibat dialog yang minim, umat Islam di Irak menjadi sangat mudah diadu domba. Dengan provokasi kecil berupa ledakan bom yang dituduhkan pada kelompok tertentu, warga Irak mudah tersulut dendam yang memakan banyak korban. Karena itulah, Ilah menekankan supaya dialog Suni-Syiah yang ikut didorong Pemerintah Indonesia terus dilembagakan..
Ketua Umum Ikatan Jamaah Ahlul Bait, Jalaluddin Rakhmat, punya saran agar pelembagaan dialog Suni-Syiah bisa berjalan mulus. Menurut dia, dialog di antara keduanya tidak perlu diperdalam sampai pada tingkat ideologis. Dialog tersebut, menurut dia, cukuplah menyentuh aspek-aspek kehidupan sosial. Dia meyakini, pelembagaan dialog akan menjadi sulit diwujudkan jika didorong untuk menjangkau hal-hal yang bersifat ideologis. Pelembagaan dialog memang sepertinya menjadi kunci. Karena itu, Mufti Republik Lebanon, Syeikh Muhammad Rashid Qabbani, pun berpendapat agar dialog terus dijalin secara berkelanjutan. Dia memandang persoalan yang mendorong terjadinya krisis di Irak sudah sangat kompleks dan sulit diselesaikan. Karena itu, dialog yang berlangsung terus-menerus akan bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasinya..
Perselisihan Suni-Syiah, bukanlah persoalan yang bisa diselesaikan sekali jalan. Hingga saat ini, sentimen tersebut masih sangat melekat di benak warga Irak. Dengan sentimen Syiah, beberapa negara yang berkepentingan, berusaha semaksimal mungkin agar Syiah berkuasa di Irak. Hal inipun membuat kubu Suni meyakini wilayahnya akan dijadikan daerah yang dikuasai Syiah..
Cermin seperti ini bisa dilihat dalam rencana pembicaraan AS dengan Iran untuk membahas krisis Irak yang rencananya digelar di Baghdad 28 Mei 2007. Kesediaan Iran bertemu dengan AS dalam kasus Irak, memberi tafsir tersendiri mengingat selama ini kedua negara 'berseteru hebat' dalam urusan nuklir. Wakil Presiden Irak, Tariq Al Hashemi, yang merupakan wakil Suni di Pemerintahan Irak meyakini ada motif kepentingan Syiah di balik itu. Karena itu, dia menganggap rencana tersebut melanggar kedaulatan Irak. Syeikh Qabbani menambahkan, untuk menurunkan tingginya sentimen Suni-Syiah perlu melibatkan negara-negara Arab. Dia menyeru agar negara-negara Arab mau bersatu, segera menciptakan Irak yang aman. Karena itu, bersamaan dengan dipertemukannya kubu Suni dan Syiah, upaya mendekatkan negara-negara Arab juga harus digalang supaya mereka memiliki visi yang sama..
Persamaan visi membangun Irak yang aman dan berdaulat itu dinilainya sebagai kekuatan yang sangat berarti. ''Tidak ada yang namanya hegemoni nyata jika Irak mampu mewujud sebagai negara yang berdaulat,'' ungkap dia. Hegemoni itu diyakininya bakal terus merusak ketenteraman warga Irak jika skenario yang menjadikan Irak larut dalam peperangan terus dipelihara. Selain bergantung pada kekuatan AS, langkah menghentikan skenario ini juga ditentukan oleh kerja sama dunia Islam untuk mendamaikan Irak..
Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah, Alwi Shihab, mengungkapkan Konferensi Bogor merupakan langkah awal yang harus ditindaklanjuti. Setelah menyosialisasikan Deklarasi Bogor kepada para ulama dan tokoh di tiga negara yang bertetangga dengan Irak, yakni Lebanon, Yordania, dan Suriah, pihaknya akan melapor ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Termasuk hal yang bakal dilaporkannya itu adalah keinginan agar Presiden Yudhoyono berkunjung ke Irak. Dia memandang keinginan tersebut merupakan ide positif. Jika memang usul ini bisa diwujudkan, Alwi meyakini dampaknya akan sangat bagus. ''Posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim paling banyak sangat dihargai,'' ujar dia..
Setelah itu, menurut dia, tim kecil yang bertugas menyosialisasikan Deklarasi Bogor perlu segera bertemu untuk menentukan tindak lanjut yang perlu dijalankan. Realisasi Deklarasi Bogor, dipandangnya sangat berkait dengan proses tindak lanjutnya. Tanpa tindak lanjut, upaya mendekatkan pihak-pihak yang bertikai tak banyak membawa hasil..
Alwi menambahkan hilangnya perselisihan akan menjadikan kondisi Irak menjadi stabil. Pada tahap selanjutnya, stabilitas ini akan melahirkan kekuatan besar untuk mengakhiri penjajahan AS Irak. ''Kalau stabilitas di Irak berhasil diwujudkan, tidak ada alasan lagi bagi AS tetap bercokol di sana,'' tutur dia. Kondisi tersebut akan lebih menguatkan desakan kepada AS agar segera menarik seluruh pasukannya dari Irak..
Keluarnya AS dari Irak telah disepakati kalangan Suni maupun Syiah sebagai faktor dominan untuk menciptakan perdamaian di Irak. Karena AS lah yang menjadi pelopor utama berlangsungnya penjajahan di Irak. Setidaknya, kesepakatan itu bisa dilihat dalam butir-butir Deklarasi Bogor yang memuat desakan agar AS segera menarik diri dari Irak secara damai. .

0 comments: