Wednesday, May 16, 2007

Angka Pengangguran Masih Tinggi

Rabu, 16 Mei 2007

JAKARTA -- Jumlah pengangguran selama tiga tahun terakhir ternyata hanya turun sekitar 300 ribu orang. Bila pada Februari 2005 jumlah pengangguran masih sebesar 10,85 juta orang, setahun kemudian angka itu naik menjadi 11,10 juta orang, dan pada Februari 2007 jumlahnya masih 10,55 juta orang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, mengakui masih tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. ''Kita pahami memang pengangguran jumlahnya turun, tapi persoalan utama angkanya masih besar,'' kata Rusman, Selasa (15/5).
Berdasarkan catatan BPS, jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2007 mencapai 108,13 juta orang, atau bertambah 1,74 juta orang dibanding Agustus 2006. Bila dibanding Februari tahun lalu, angka itu bertambah 1,85 juta. Sementara jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2007 mencapai 97,58 juta orang, bertambah 2,12 juta orang, dibanding Agustus 2006. Dengan demikian, jumlah penganggur pada Februari 2007, hanya mengalami penurunan sebesar 384 ribu orang, dibanding Agustus 2006, yaitu dari 10,93 juta orang pada Agustus 2006 menjadi 10,55 juta orang pada Februari 2007. (lihat grafik)
Sembari bergurau, Rusman menyentil pemerintah bahwa saat ini orang tanpa pekerjaan mudah ditemui. Karena jumlahnya masih di atas 10 juta orang. ''10,5 juta orang mah gampang dicari. Ini lebih dari dua kali jumlah penduduk Singapura yang mencapai empat juta orang,'' kata dia. Menanggapi data BPS tadi, Kepala Ekonom BNI, A Toni Prasetiantono, masih pesimistis. ''Untuk mencapai open unemployment lima persen berat sekali, paling banter delapan persen,'' katanya.
Sedangkan ekonom senior, Dradjad H Wibowo, menilai penurunan angka pengangguran itu tidak masuk akal. Ia jelaskan, jika pengangguran memang turun 556 ribu orang selama Februari 2006-2007, berarti selama periode itu tercipta sekitar 2,2 juta lapangan kerja. Padahal, saat yang sama tingkat pertumbuhan ekonomi 5,5 persen, yang artinya elastisitas lapangan kerjanya sekitar 400 ribu orang untuk setiap persen ekonomi tumbuh.
''Itu angka elastisitas yang luar biasa tinggi, yang hanya bisa dipenuhi kalau pertumbuhannya benar-benar padat karya. Faktanya, pertumbuhan terkonsentrasi di sektor konsumsi, sektor non-tradable dan sektor padat modal. Jadi, tidak sinkron dengan angka di atas,'' cetus dia. n evy

0 comments: