Wednesday, May 16, 2007

Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang Gagal Putuskan Nasib Kaban

Rabu, 16 Mei 2007

"Yang meminta Kaban mundur adalah Bengkulu," ujar Ali Mochtar Ngabalin, salah satu ketua Dewan Pengurus Pusat.

JAKARTA - Mayoritas Dewan Pengurus Wilayah Partai Bulan Bintang meminta ketua umumnya, Malam Sabat Kaban, tetap bertahan menjadi Menteri Kehutanan.
Rapat pleno Pengurus Pusat Partai Bulan Bintang hingga pukul 00.00 dini hari belum mencapai kata sepakat untuk memutuskan apakah ketua umumnya, Malam Sabat Kaban, tetap menjadi Menteri Kehutanan atau mundur dari kabinet.

Pertemuan dilakukan karena partai itu tersinggung dua kadernya, Yusril Ihza Mahendra dan Abdul Rahman Saleh, dicopot dari kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Rapat pleno tertutup tersebut dilakukan setelah mendengarkan aspirasi dari 34 daerah. Mayoritas pengurus daerah, menurut Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang, Sahar L. Hassan, ingin mempertahankan Kaban di kabinet. Bisa saja rapat pleno pengurus pusat memutuskan Kaban harus mundur. Tapi, kata Sahar, "Jadi lucu kalau (pleno) berbeda dengan suara Dewan Pengurus Wilayah."
Dalam pleno, jika pertentangan cukup keras, tidak tertutup kemungkinan ada proses pengambilan suara, kata Yusron Ihza Mahendra, adik Ketua Dewan Pengurus Pusat partai, sekaligus adik Yusril. Ia sendiri memilih Kaban mundur dari kabinet. "Tapi saya tidak mau mendahului pleno," katanya.
Saat istirahat pertemuan, misalnya, enam daerah dari sembilan daerah yang sudah berbicara meminta Kaban tetap bertahan. Mereka adalah Aceh, Banten, Yogyakarta, Jawa Barat, Gorontalo, dan Irian Jaya Barat. "Yang meminta Kaban mundur adalah Bengkulu," ujar Ali Mochtar Ngabalin, salah satu ketua Dewan Pengurus Pusat.
Adapun Bangka Belitung dan Jakarta menyerahkan keputusan kepada pengurus pusat. "DKI juga memberikan catatan, Ketua Umum (Kaban) menggunakan hati nuraninya," kata Ali.
Keputusan apa pun yang diambil pengurus pusat akan mengikat, termasuk jika meminta Kaban mundur. "Kalau sampai bertahan, bisa jadi dia (Kaban) keluar dari partai," ucap Yusron.
Keputusan pengurus pusat ini juga berarti nasib dukungan terhadap pemerintah Yudhoyono. "Kalau Kaban mundur, otomatis kami jadi oposisi," kata Ali.
Kaban sendiri ingin tetap menjadi menteri. Ia optimistis pleno akan mendukungnya. "Kalaupun berubah di pleno, saya kembalikan lagi kepada pengurus wilayah, karena forum tertinggi adalah muktamar dan musyawarah dewan partai," katanya.
Partai Bulan Bintang memutuskan bersekutu dengan Yudhoyono sebelum Pemilihan Presiden 2004 masuk tahap kampanye. Dukungan sejak awal ini membuat Yusril sangat dekat dengan Yudhoyono.
Setelah menang dalam pemilihan umum, Yudhoyono mengandalkan Yusril untuk membuat koalisi dengan partai-partai lain. Saat melakukan perombakan pertama pada 2005, Yudhoyono juga meminta pertimbangan Yusril.
Itu sebabnya, Partai Bulan Bintang merasa terluka saat Yusril dan Abdul Rahman Saleh dipecat dengan hanya menyisakan Kaban di kabinet.
Ali mengatakan pencopotan Yusril telah menyinggung harga diri partai. "Meski kami partai kecil, kami harus ambil sikap," katanya.
Begitu pula kata Yusron. "Jika PBB tetap mendukung SBY, mau dikemanakan muka kita," ujarnya.
GUNANTO ES STEFANUS TEGUH PRAMONO


0 comments: