Tuesday, May 29, 2007

Tim Insersi Bola Beton Tawarkan Teknologi Baru

KOMPAS - Selasa, 29 Mei 2007

Lapindo Tetap Berkomitmen Bayar Ganti Rugi

Bandung, Kompas - Tim Supervisi dan Monitoring Insersi Bola Beton menawarkan teknologi baru untuk mengurangi debit dan energi semburan lumpur panas Sidoarjo. Teknologi dan alat dibuat dengan bahan dan teknologi terdepan, tetapi dengan biaya yang murah tanpa mengurangi kecanggihan dan resolusinya.
Menurut Ketua tim Bagus Endar Nurhandoko, Senin (28/5), teknologi yang dibangun antara lain perangkat pengukur tekanan dan temperatur pada kedalaman 1000 meter. Selain itu, dibuat juga perangkat deteksi bentuk geometri dari kawah semburan hingga kedalaman 1000 meter.
Keduanya diukur tanpa menggunakan kabel ke permukaan. Setelah diukur baru akan dimasukan kembali untaian beton. "Ini sekaligus sebagai proyek peluncuran logging pertama di dunia untuk mengukur parameter kawah hingga kedalaman 1000 meter," kata Bagus.
Hingga kini, parameter pengukuran masih dilakukan. Di antaranya survey sonar, temperatur kawah, gelembung, intesitas dan frekuensi semburan, sifat fisis lumpur, rekahan dan kadar H2S pada asap semburan.
Selain itu, beberapa sensor ditanam di cincin kawah semburan sebagai detektor peringatan awal jika saat bekerja ada bocoran lumpur yang mengalir di bawah permukaan.
Setahun semburan
Berkait dengan peringatan setahun semburan lumpur panas Lapindo, hari Selasa ini akan dilakukan unjuk rasa simpatik dari ribuan korban. Untuk itu, aparat kepolisian akan mengamankan jalannya aksi berupa konvoi dan istighosah, polisi akan menambah personel pengamanannya.
Di Surabaya, Vice President PT Minarak Lapindo Jaya, Andi Darussalam Tabussala, menegaskan, pihaknya tidak akan mengingkari komitmen kepada warga dan pemerintah dalam memberikan ganti rugi dan penanganan masalah lumpur Sidoardjo.
''PT Minarak tetap akan bertanggung jawab membayar lahan milik warga yang terendam lumpur panas, baik yang bersertifikat maupun non sertifikat, petok D dan leter C, terutama yang berada di empat desa, yakni Siring, Renokenongo, Jatirejo dan Kedungbendo,'' kata Andi dalam siaran pers yang diterima Kompas, Senin (28/5) malam. (che/apa/*)

0 comments: