Tuesday, May 29, 2007

Yudhoyono-Amien Saling Memaafkan

KORAN TEMPO - Selasa, 29 Mei 2007

"Banyak kompetitor yang ingin menurunkan Presiden sebelum 2006."

YOGYAKARTA - Janji mantan calon presiden Amien Rais untuk buka-bukaan mengenai dana kampanye pemilihan presiden 2004 tertunda sementara. Tokoh Partai Amanat Nasional itu kemarin mengaku telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mereka sudah saling memaafkan.
Dalam konferensi pers yang diliput lebih dari 40 wartawan di rumah joglonya di Pandeansari, Kabupaten Sleman, Amien Rais kembali menjanjikan suatu saat akan mengungkapkan apa saja yang ia ketahui. "Insya Allah, pada forum dan waktu yang tepat akan saya beberkan," katanya.
Amien juga mengatakan, jika konfliknya dengan Presiden diteruskan, bisa dimanfaatkan oleh pihak lain. "Karena saya tahu, teman saya ini (Presiden Yudhoyono) juga banyak lawan dan banyak kompetitor yang ingin menurunkan beliau sebelum 2009," ujarnya. Kendati begitu, menurut Amien, pemakzulan Presiden bukan masalah sederhana.
Pertemuan dengan Yudhoyono itu terjadi di ruang tunggu VIP Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad pagi lalu, sebelum Presiden bertolak ke Malaysia. Amien menjelaskan, dalam pertemuan yang berlangsung 12 menit itu, terdapat tiga hal penting.
Pertama, Presiden Yudhoyono menyampaikan keinginannya membuka komunikasi yang selama ini mampet. "Why not? Silaturahmi selalu ada manfaatnya," kata Amien. Kedua, Presiden mengatakan komunikasi diperlukan untuk menghilangkan kesalahpahaman di antara kedua pemimpin politik ini. Dan ketiga, keduanya bersepakat masalah yang selama ini menjadi pangkal ketegangan hubungan di antara mereka diselesaikan di ranah hukum, dan bukan politik. "Sehingga masing-masing harus pandai mengendalikan diri."
Amien bercerita, inisiatif pertemuan datang dari pihak Yudhoyono. Dikatakannya, pada Sabtu malam lalu ia sedang bersantai di rumahnya bersama dua wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional, Dradjad H. Wibowo dan Tjatur Edi. Ketika itu datang telepon dari Istana. Isinya meminta kesediaan Amien bertemu dengan Yudhoyono. Amien menyatakan bersedia, dengan syarat dilakukan di tempat yang netral dan tidak di Istana. "Ini kan presiden kita, mengapa tidak?" kata Amien.
Berangkat dengan menumpang pesawat Garuda pukul 06.00 WIB, Amien segera meluncur ke Pangkalan Udara Halim dan disambut Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Dalam pertemuan, keduanya saling meminta maaf atas perkataan masing-masing yang tidak mengenakkan atau dianggap mengolok-olok. "Kemudian kami berjabat tangan. Beliau terus ke Malaysia dan saya kembali ke Yogya," ujar Amien.
Di Malaysia, Presiden Yudhoyono mengakui adanya pertemuan dengan Amien tersebut. "Kami sepakat untuk mengakhiri konflik ini demi kebaikan bangsa," katanya.
Presiden mengatakan pertemuan itu terjadi setelah pada Sabtu malam lalu Menteri-Sekretaris Negara Hatta Rajasa, yang berasal dari PAN, berbicara dengannya. "Pak Hatta mengatakan ada baiknya saya bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Amien."
Yudhoyono juga mengatakan bahwa kasus dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan yang memicu konflik mereka akan diserahkan sepenuhnya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. "Kami tidak bisa mengintervensi."
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid menegaskan pertemuan antara Presiden dan Amien itu tidak bisa menghentikan proses hukum yang berjalan. "Harus diusut tuntas, agar jelas siapa yang menerima dan tidak menerima," ujarnya. "Hukum harus ditegakkan, tapi tidak perlu mengarah sampai terjadi pemakzulan terhadap Presiden."
SYAIFUL AMIN HERU CN NUR ROCHMI

0 comments: