Saturday, June 02, 2007

Tanggul Lapindo Kritis, Semburan Lumpur Meningkat

REPUBLIKA - Sabtu, 02 Juni 2007

SIDOARJO -- Beberapa tanggul penahan lumpur Lapindo Brantas Inc kini berada dalam kondisi rawan jebol. Hal ini terjadi menyusul kritisnya keadaan tanggul utama (cincin) yang berada di dekat pusat semburan, akibat terus meningkatnya volume semburan lumpur.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Ahmad Zulkarnain, di Sidoarjo, Jumat (1/6), membenarkan beberapa tanggul yang kritis itu antara lain berada di titik 44 dan 45 yang letaknya memang di dekat semburan. Bahkan, di dua titik itu, kalau malam hari sering mengalami keadaaan over topping.
''Tanggul yang kritis cukup banyak. Selain di tanggul cincin, juga terjadi di tanggul Pejarakan. Hal ini, karena semburan lumpur meningkat, kalau pada malam hari. Mungkin saja pengaruh gravitasi bumi,'' katanya.
Ia mengatakan, hingga kini masih belum mengetahui secara persis mengenai penyebab meningkatnya volume semburan lumpur tersebut. Dugaannya dapat karena faktor alam, dimana pada malam hari volume lumpur terpengaruh gravitasi bulan. Selain itu juga karena dipengaruhi jumlah pekerja tanggul maupun operator alat berat yang lebih sedikit daripada para pekerja yang beraktifitas di siang hari.
Untuk mengatasi terus bertambahnya volume luapan lumpur, BPLS akan menambah tiga pompa ulir untuk membuang lumpur secara langsung ke Sungai Porong. Penambahan pompa ini untuk mengantisipasi, bila saluran pembuangan (spillway), tidak mampu lagi menampung lumpur dari titik semburan yang terus mengalir ke arah selatan.
Zulkarnain lebih lanjut mengatakan, penambahan tiga pompa ulir ini sudah dilakukan sejak dua minggu lalu. Namun masih satu unit lagi yang didatangkan dan menurut rencana dua unit pompa ulir lainnya akan dipasang pada pekan ini.
''Kami sudah memasang satu pompa ulir di Pejarakan. Masih kurang dua lagi. Rencananya pompa ini akan dipasang dalam waktu dekat. Penambahan pompa ulir ini, selain untuk membuang lumpur ke Sungai Porong secara langsung, juga mengantisipasi bila pompa di spillway macet oleh panasnya lumpur,'' katanya.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan spillway masih terus terisi lumpur. Lumpur dari titik semburan terus mengalir ke selatan menuju saluran pembuangan yang kini mulai terjadi pendangkalan akibat lumpur yang mengeras.
Pengerukan yang dilakukan BPLS terhadap sedimentasi di spillway sempat berhenti total. Hal ini terjadi setelah warga Pejarakan pada Selasa lalu (29/5), melarang para pekerja penanggulangan lumpur untuk mengoperasikan mesin excavatornya.
Akibat aksi ini, para anggota BPLS berusaha keras membujuk warga Pejarakan untuk tidak menghentikan secara paksa kerja para operator alat berat pembuat tanggul itu. Sedangkan mengenai hasil tuntutan warga yang ingin wilayahnya dimasukkan dalam peta terkena dampak lumpur, hingga kini masih dalam proses negoisasi. (wot/ant )

0 comments: