KOMPAS - Sabtu, 02 Juni 2007
Magelang, Kompas - Tekad dan keteguhan Sang Buddha Sidharta Gautama dalam mencapai pencerahan dan pembebasan kehidupan manusia dapat menjadi teladan bagi siapa pun, tidak hanya bagi umat Buddha. Tindakan ini diharapkan menjadi sumber motivasi bagi umat manusia dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk mengatasi berbagai krisis.
"Namun, dengan mengacu pada perjalanan Sang Buddha, perjuangan mengatasi krisis guna mencapai tujuan mulia tidak mudah dilakukan," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada acara Perayaan Tri Suci Waisak 2551 BE/2007 di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (1/6).
Mengingat hal itu, Presiden mengajak seluruh masyarakat, termasuk umat Buddha, untuk terus berjuang dengan penuh kesabaran dan keteguhan.
Perayaan Tri Suci Waisak kali ini mengangkat tema "Dengan Semangat Pengamalan Dharma Sang Buddha Mari Kita Tingkatkan Toleransi Beragama untuk Perdamaian Dunia". Dalam acara ini sekaligus diluncurkan buku Guide Book of Trail Civilization yang ditandatangani oleh menteri pariwisata dari enam negara di Asia Tenggara.
Sedangkan subtema yang diusung kali ini adalah Selamatkan Bumi Ini dari Kerusakan dengan Meningkatkan Penghayatan Dharma Sang Buddha demi Pelestarian Lingkungan Hidup. Presiden menyatakan sangat mendukung subtema ini karena isu lingkungan memang menjadi persoalan penting yang melanda seluruh dunia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya mengatakan, perayaan Tri Suci Waisak 2551 BE/2007 ini diharapkan dapat menjadi momentum yang memberikan penguatan pada keyakinan diri setiap umat terhadap Buddha Dharma dan Sangha.
Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto menyatakan, keikhlasan Sang Buddha Sidharta Gautama untuk meninggalkan kemewahan demi mendampingi masyarakat yang masih terbelenggu kemiskinan sangat relevan untuk diterapkan dalam kondisi sekarang.
Koordinator Dewan Sangha DPP Walubi Bhiksu Dhyanavira Mahasthvira mengatakan, sesuai dengan subtema kali ini, segenap umat diminta terus berusaha menjaga keseimbangan hidup, termasuk dengan lingkungan di sekitarnya. "Jika tidak, bencana alam pun akan terus timbul tak berkesudahan menimpa kita," ungkapnya.
Di luar Pulau Jawa
Ribuan pemeluk agama Buddha dari sejumlah wilayah di Indonesia untuk pertama kalinya menggelar perayaan Waisak secara nasional di kawasan Percandian Muara Jambi, Jumat. Perayaan ini diharapkan menjadi titik awal untuk menghidupkan perayaan Waisak di salah satu pusat pengajaran agama Buddha di Indonesia di luar Pulau Jawa.
Sekitar 3.000 pemeluk agama Buddha dari Jakarta, Jawa Barat, dan beberapa wilayah di Sumatera memulai perayaan Waisak dengan melaksanakan paradhasina atau mengelilingi candi dan menggelar puja bakti di bawah pimpinan Bhiku Suryanadi Mahapera yang dipusatkan di sekitar Candi Gumpung. Perayaan Waisak Nasional 2551 BE yang digelar Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) mengambil tema "Damai Waisak Menyadarkan Kita Akan Saling Ketergantungan".
Dalam ibadah perayaan Waisak ini, umat Buddha menggelar doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara agar tak ada lagi bencana yang membawa penderitaan. Umat Buddha berharap bangsa ini senantiasa damai dan tenteram sehingga bisa bangkit dan maju bersama sebagai suatu bangsa yang besar dan jaya.
Hadir dalam perayaan puncak Waisak di Candi Muara Jambi di antaranya Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, serta para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Indonesian Conference on Religion and Peace.
Jimly mengatakan, keberagaman yang ada di masyarakat seharusnya menjadi penyatu untuk menciptakan keharmonisan hidup berbangsa, bukan menjadi pemicu konflik.
Budiman, Sekretaris Umum Pengurus Pusat MBI, mengatakan, perayaan Waisak secara nasional di Candi Muara Jambi ini jangan dianggap tandingan perayaan serupa di Candi Borobudur setiap tahunnya. Perayaan ini memberikan alternatif kepada umat Buddha untuk merayakan Waisak bersama-sama.
(EGI/ELN/ITA)
Saturday, June 02, 2007
Waisak; Presiden: Keteguhan Sang Buddha Harus Diteladani
Posted by RaharjoSugengUtomo at 9:00 AM
Labels: HeadlineNews: Kompas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment