Saturday, June 02, 2007

Tim Insersi Bola Beton Siapkan Jaring Laba-laba

KOMPAS - Sabtu, 02 Juni 2007

Bandung, Kompas - Tim insersi bola beton kini menyiapkan teknologi jaring laba-laba. Metode ini untuk membuka kemungkinan adanya penutupan sendiri pusat semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Sebelumnya sudah dilakukan insersi 398 bola beton dari 1.000 bola beton yang direncanakan. Namun, kegiatan itu akhirnya terhenti dan belum jelas bagaimana kelanjutannya.
"Pada dasarnya kami siap dengan teknologi yang kami tawarkan tersebut. Namun, hingga kini belum diketahui secara pasti kelanjutan pengurangan debit lumpur," kata Bagus Endar Nurhandoko, Ketua Tim Insersi Bola Beton, Jumat (1/6) di Bandung.
Menurut Bagus, berdasarkan pantauan secara bertahap, masuknya bola beton terbukti sangat aman. Hal itu antara lain bisa dilihat dari jumlah gelembung. Untuk membuatnya benar-benar aman, lanjutnya, teknologi jaring laba-laba akan digunakan untuk menahan lumpur.
Bagus menolak apabila dikatakan jaring laba-laba sebagai proyek coba-coba. Menurut dia, jaring laba-laba adalah pengembangan atau modifikasi dari teknik yang ada.
"Berdasarkan pemikiran kami, dipadukan dengan kondisi di lapangan, dengan menggunakan jaring laba-laba bola beton akan semakin kuat," ujar Bagus.
Jaring laba-laba tersebut, lanjut Bagus, akan digunakan untuk menahan lumpur. Di sisi lain, bola beton yang telah dipasang akan menempel dan tertahan di dalam jaring.
"Keadaan ini akan mendorong mekanisme pengurangan energi dan debit secara signifikan serta terkonsentrasi di zona tertentu," katanya.
Air meningkat
Berdasarkan data pantauan, ternyata kadar air lumpur meningkat setelah dilakukan insersi 398 untaian bola beton.
Target insersi seluruhnya, sebagaimana yang tertulis dalam kontrak awal, adalah 1.000 bola beton. Insersi rencananya akan dilakukan dalam waktu 2,5 bulan. Gagasan berawal bulan Februari dan pemasukan bola beton dihentikan pada Maret 2007. Tujuan insersi bola beton adalah untuk mengurangi debit keluarnya lumpur.
Bertambahnya air lumpur mengindikasikan mekanisme penyaringan sudah mulai bekerja, yaitu memerangkap material padat dan mengalirkan material halus, gas, dan air.
Didasarkan pada data laju pengendapan, air yang tersisa sangat sedikit, diperkirakan hanya 10 persen.
Ini berarti viskositas (tingkat kekentalan) cairan lumpur meningkat sehingga lumpur akan berubah menjadi padat. Fenomena ini, menurut Bagus, terlihat jelas di permukaan.
Tidak jelas
Ditanya tentang insersi bola beton yang saat ini terhenti, Bagus menyatakan tidak tahu mengapa hal itu terjadi.
"Kami tidak tahu pasti mengapa dihentikan. Bahkan, sebelumnya sudah tersedia 500 bola beton dan kami siap meneruskan meski terbentur dana, tetapi kemudian tidak jadi dimasukkan karena Lapindo tidak bisa menyediakan crane yang kami perlukan," ujar Bagus Endar Nurhandoko.
Semburan lumpur panas kini terus berlangsung. Dikhawatirkan, tanggul tidak kuat menahan beban lumpur sehingga memicu terjadinya amblesan.
Mengenai insersi 1.000 bola beton yang dihentikan di tengah jalan, belum ada tanda-tanda apakah metode tersebut akan dilanjutkan. (CHE)

0 comments: