Tuesday, July 03, 2007

Ambon Makin Membara

KORAN TEMPO - Selasa, 03 Juli 2007

Komandan Kodim 1504 Pulau Ambon Letnan Kolonel Halilintar juga terlihat di dekat Masjid Al-Fatah memimpin sejumlah anak buahnya.

Empat hari setelah 28 penari cakalele mengibarkan bendera Republik Maluku Selatan (RMS) di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kota Ambon kian bergejolak saja. Kemarin seribuan orang beraksi di Lapangan Merdeka, Jalan Pattimura, Ambon. "Kami minta antek-antek RMS dituntut hukuman mati," kata seorang pengunjuk rasa.
Ini adalah unjuk rasa yang kedua setelah penari cakalele beraksi pada acara puncak Hari Keluarga Nasional ke-14, yang juga berlangsung di Lapangan Merdeka, Jumat lalu itu. Dua hari lalu unjuk rasa terjadi di tiga lokasi, yaitu di depan Masjid Al-Fatah, kantor Gubernur Maluku, dan di persimpangan Jalan A.P. Patty-Jalan Sultan Hairun.
Pada aksi pertama itu tuntutan massa masih seputar mengutuk aksi pengibaran bendera itu. Aksi kali ini mulai melebar. Dari Lapangan Merdeka, mereka bergerak ke depan kantor gubernur. Di sini mereka menuntut Albert Karel Ralahalu mundur dari jabatan gubernur. Tuntutan serupa juga ditujukan kepada Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigadir Jenderal Guntur Gatot Setiawan dan Panglima Daerah Militer XVI Pattimura Mayor Jenderal Sudarmaidy Subandi.
Bahkan aksi massa yang menyebut dirinya sebagai Gerakan Pemuda Islam itu mulai liar. Saat bergerak menuju Masjid Al-Fatah, mereka menyerang dua angkutan kota jurusan Kudamati dan Benteng Atas. Kedua pengemudi angkot ini babak belur. Mereka kabur dan melapor ke Kepolisian Sektor Kota Sirimau, Ambon.
Dari Polda Maluku datang sekompi (80-100 orang) polisi menuju lokasi unjuk rasa. Pasukan polisi ini dipimpin Samapta Polda Maluku Komisaris Besar Rejim Asianto. Komandan Kodim 1504 Pulau Ambon Letnan Kolonel Halilintar juga terlihat di dekat Masjid Al-Fatah memimpin sejumlah anak buahnya. Adapun Gubernur Albert mengutus Wakil Gubernur Maluku Muhammad Abdullah Latuconsina, yang diminta menenangkan massa. Unjuk rasa yang dimulai pada pukul 12.00 WIT ini pun berakhir pukul 16.00 WIT.
Pada hari yang sama, polisi menemukan lima lembar bendera RMS yang berkibar di atas tower Tanjung Martapons, jembatan Galala, dan kawasan Lipi di Passo, Teluk Ambon. Hingga tadi malam, sejumlah aparat gabungan terlihat siaga di setiap sudut Kota Ambon.
Hingga kemarin sudah 38 tersangka dalam kasus ini dikurung dalam tahanan Detasemen Khusus 88 Polda Maluku di Tantui, Jalan Sultan Hasanuddin, Ambon.
M TOUWE

0 comments: