Thursday, May 24, 2007

Truba Engineering rambah listrik di 3 negara

Kamis, 24/05/2007

JAKARTA: PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk mengajukan penawaran tender untuk pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik di Thailand dan Kamboja dengan investasi US$828 juta. Presdir Truba Arifin Wiguna menuturkan pihaknya telah mengajukan penawaran tersebut untuk lima proyek di Thailand dan satu proyek di Kamboja. Penawaran itu, menurut dia, karena pertimbangan permintaan energi listrik yang terus melonjak di kedua negara tersebut. Selain ke Thailand dan Kamboja, Truba juga membidik bisnis kelistrikan di Timor Leste."Kami melihat peluang besar di sana dan kans kami untuk memenangi tender tersebut sangat besar. Kalau tidak, buat apa kami mengajukan tender jauh-jauh ke luar negeri," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.Dalam tender tersebut Truba menggandeng Shanghai Electric Power Co sebagai penyedia peralatan. Pembukaan dokumen tender kemungkinan akan dilakukan dalam satu hingga dua bulan ke depan.Menurut Arifin, Pemerintah Thailand dan juga Kamboja berencana menambah kapasitas pembangkit listrik di negaranya. Hal itu, kata dia, memberikan ruang bagi Truba melakukan ekspansi di luar Indonesia.Dia menjelaskan unit-unit pembangkit yang ditawarkan di Thailand diperkirakan menghasilkan kapasitas total sebesar 700 MW. Sedangkan proyek di Kamboja berkapasitas 220 MW. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk setiap pembangkitan listrik sebesar 1 MW diperkirakan US$900.000, sehingga total investasinya menjadi US$828 juta. Investasi tersebut, lanjut dia, rencananya akan disediakan oleh pemerintah masing-masing negara. "Baik Thailand maupun Kamboja, memberi dua pilihan apakah dananya dari kami terlebih dahulu atau dari mereka. Tapi, kami akan lebih senang bila dana investasi tersebut langsung dari mereka," ujarnya.Timor LesteSelain di kedua negara itu, lanjutnya, Truba juga mengajukan proposal tender untuk membangun pembangkit berkapasitas 60 MW di Dili, Timor Leste. Sama halnya dengan proyek di Thailand dan Kamboja, pemerintah setempat juga menjadi penyedia dana langsung dari proyek itu."Langkah itu kami ambil sebagai implementasi dari target menjadi pemain utama di kawasan Asia Tenggara dalam lima tahun mendatang. Truba ingin menjadi perusahaan multinasional," tandasnya.Juga dengan menggandeng Shanghai Electric, perusahaan itu kini sedang terlibat dalam pengerjaan tujuh proyek kelistrikan di Indonesia. Salah satu proyek tersebut yakni pembangkit listrik di Pelabuhan Ratu yang berkapasitas 3x300 MW, yang merupakan satu paket dari proyek pemerintah untuk pembangkitan 10.000 MW.Truba memiliki enam proyek di Sumatra dan Kalimantan, di mana perusahaan tersebut membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas sebesar 670 MW.Pada 30 April lalu, Truba-melalui anak perusahaannya Tame Turnkey Contracting Pte Ltd (Singapura)-menandatangani empat kontrak EPC (engineering, procurement & construction) pembangunan unit pembangkit listrik 380 MW.Penandatanganan kontrak antara Tame dan empat perusahaan itu, yakni PT Ranyza Energi untuk proyek PLTU Kuala Tanjung 2x125 MW, PT Central Daya Energi (PLTU Lampung 2x30 MW), PT Equator Manunggal Power (PLTU Pontianak 2x30 MW), dan PT Bangka Manunggal Power (PLTU Bangka 2x10 MW).Arifin mengatakan keseluruhan proyek EPC sejumlah 380 MW tersebut dengan biaya rata-rata sekitar US$900.000 per MW akan segera dikerjakan secepatnya. Khusus untuk proyek PLTU Kuala Tanjung diperkirakan rampung pada akhir 2008 atau awal 2009.Dalam penyelesaian proyek ini, Tame Turnkey Contracting Pte Ltd akan bekerja sama dengan mitra Truba Manunggal yaitu Shanghai Electric Power Generation Group dan Qingdao Jieneng Power Group. (rudi.ariffianto@bisnis.co.id)
Oleh Rudi Ariffianto
Bisnis Indonesia

0 comments: