REPUBLIKA - Rabu, 20 Juni 2007
Seorang meninggal dan 10 lainnya cedera.
RAMALLAH -- Militer Israel makin mendekati Jalur Gaza. Kemarin, setidaknya tiga tank terlihat bersiaga, sekitar satu kilometer dari perbatasan Israel dengan kota terluar di Jalur Gaza, Beit Hanoun.
Juru bicara militer Israel mengatakan, pengerahan kendaraan tempur itu sudah dilakukan sejak Ahad (17/6). Dan kemarin, mereka bergerak lebih jauh dengan mendekati wilayah Palestina di terowongan penyeberangan Erez.
Di sana, terdapat 600 warga Palestina yang bertahan. Dengan wajah kelelahan, ibu-ibu, anak-anak, dan remaja memenuhi terowongan dari tembok beton sepanjang 10 meter itu.
Mereka berharap Israel mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan ke Tepi Barat atau ke Israel. Seorang meninggal dan sedikitnya 10 lainnya cedera ketika seorang lelaki bersenjata menembaki mereka.
Meski keadaan warga Palestina tadi menyedihkan, petugas perbatasan Israel menolak memberi izin menyeberang, dengan alasan mereka tidak dalam situasi mengkhawatirkan. ''Ini hari kelima kami berada di perbatasan,'' kata Um Mohammed, warga Gaza.
''Kemarin, Israel menembaki kami dengan gas air mata. Ini adalah kasus kemanusiaan. Istri saya sekarang sekarat,'' tambah Tawfiq Yaghi, warga lainnya. Petugas medis dilarang merawat mereka yang cedera.
''Kami tak yakin mereka dalam keadaan terancam. Yang pasti terdapat konflik antara kebutuhan keamanan dan pertimbangan kemanusiaan,'' kata petugas penghubung militer Israel, Nir Peres, saat diwawancarai Israel Radio.
Israel khawatir massa dalam jumlah besar memasuki wilayahnya. Selama ini, hanya staf organisasi internasional, individu dengan misi khusus, dan pekerja kemanusiaan yang diizinkan melintasi perbatasan.
Di Amman, Raja Yordania, Abdullah II, memerintahkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Hari itu juga, 30 truk yang memuat 450 ton barang berangkat dari Amman menuju Jalur Gaza.
Menlu AS, Condoleezza Rice, menyatakan, AS telah mencabut embargo politik dan keuangan atas Palestina, setelah pemerintahan baru pimpinan PM Salam Fayyad terbentuk. ''Ini akan membuat institusi keuangan dan rakyat AS memulai kembali hubungan ekonomi dan bisnis dengan Pemerintah Palestina yang menerima kesepakatan dengan Israel.''
AS akan mengucurkan dana 86 juta dolar AS untuk Palestina dan 40 juta dolar AS melalui PBB bagi penduduk di Jalur Gaza. Sementara, Israel yang menahan 600 juta dolar AS uang hasil pungutan pajak dan cukai yang menjadi hak rakyat Palestina, kata Menlu Israel, Tzipi Livni, kemungkinan juga akan dicairkan.
Sokongan politik dan keuangan kepada PM Salam Fayyad, kata jubir Hamas, Sami Abu Zuhri, sama saja dengan mendukung pemerintah yang tidak sah. ''Ini upaya memanipulasi rakyat Palestina, sebuah strategi yang tidak akan berhasil,'' tegasnya.
Komite Pusat Fatah, dalam sidangnya kemarin, memutuskan untuk tidak menjalin kontak, dialog, ataupun pertemuan dengan Hamas. Ini merupakan langkah terkini Fatah untuk memperlemah Hamas.
Terbentuknya pemerintahan baru, kata Wakil Menlu Iran, Mehdi Mostafavi, hanya akan memperlemah Palestina, sesuatu yang diinginkan rezim Zionis. Sementara, Pemerintah Arab Saudi mendesak masing-masing pihak kembali ke meja perundingan dan menghormati kesepakatan Makkah. (ap/afp/lan )
Wednesday, June 20, 2007
Militer Israel Dekati Gaza
Posted by RaharjoSugengUtomo at 12:37 PM
Labels: HeadlineNews: Republika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment