Thursday, June 07, 2007

Para Mantan Jenderal Berkumpul Lagi

KORAN TEMPO - Kamis, 07 Juni 2007

Di antara hasil pertemuan yang mereka inginkan adalah mereka meminta sistem pertahanan Hankamrata difungsikan kembali.

BOGOR -- Sejumlah mantan jenderal TNI dan tokoh nasional lainnya kemarin berkumpul di Sentul, Bogor. Di antara hasil pertemuan yang mereka inginkan adalah mereka meminta sistem pertahanan Hankamrata difungsikan kembali.
Di antara mereka yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Jenderal (Purnawirawan) Ryamizard Ryacudu, Subiakto Cakrawerdaya, Letjen (Purn.) Kiki Syahnakrie, Salahuddin Wahid, H.S. Dillon, Sayidi Sambesi, Sys N.S., Ray Sahetapi, Dimyati Hartono, Arif Mudasir, Yudi Misnandi, dan penggagas acara ini Yasril Ananta Baharrudin.
Dalam pertemuan yang diberi nama Informal Leader Gathering itu Sayidi Sambesi menekankan tentang lemahnya pertahanan keamanan rakyat semesta, yang dulu dikenal sebagai "Hankamrata" dan sempat dipakai oleh Orde Baru untuk menempatkan tentara hingga ke pelosok. "Sering kali para penuntut kebijakan bersandar para pengertian sistem Hankamrata, tapi operasionalnya tidak mereka jalankan," Sayidi mengungkapkan.
Ia menilai upaya menyatukan kekuatan rakyat saat ini sudah sangat sulit. Untuk itu, bidang politik pertahanan-keamanan akan memberikan masukan soal perlunya rekonsiliasi sistem pertahanan, karena kondisi Hankamrata sudah berbeda. Salah satu sarannya adalah mengembangkan pertahanan berbasis teknologi dengan bekerja sama secara regional dengan negara tetangga, "Menciptakan keamanan itu mahal, lebih mahal lagi jika tidak aman," ujarnya.
Sedangkan Ryamizard menyatakan pertemuan ini, selain untuk silaturahmi para tokoh nasional, memberikan sumbangsih pemikiran untuk bangsa dan negara juga rakyatnya. "Kami di sini bersatu untuk kepentingan bersama, memberikan gagasan terbaik untuk semuanya, ada tokoh parpol, ahli ekonomi, sosial-budaya, semua bersatu untuk memberikan sumbangsih pemikiran," ujar Ryamizard kepada Tempo.
Ini adalah pertemuan kedua mereka. Mereka mengaku tidak mengagendakan kritik terhadap pemerintah. Yasril Ananta, penggagas pertemuan ini, mengatakan pertemuan tersebut hanya untuk mencari solusi bagi masalah bangsa. "Kami akan mengadakan pertemuan ketiga pada Juli mendatang. Setelah itu, baru kami luncurkan buku Untukmu Ibu Pertiwi sebagai buah pemikiran kami bersama. Buku ini bisa digunakan untuk pemerintah atau rakyatnya," Yasril menjelaskan.
DEFFAN PURNAMA

0 comments: