Thursday, July 12, 2007

Piala Asia 2007: Memalukan, Lampu Padam Saat Korsel Versus Arab Saudi

KOMPAS - Kamis, 12 Juli 2007

Jakarta, Kompas - Penyelenggaraan Piala Asia 2007 di Jakarta kembali ternoda oleh matinya lampu stadion utama Gelora Bung Karno. Insiden ini memalukan Indonesia, satu dari empat tuan rumah Piala Asia 2007, karena terjadi di pengujung pertandingan Korea Selatan versus Arab Saudi.
Kejadian mati lampu itu dimulai menit ke-85 dan berlangsung sekitar 25 menit, saat kedua tim bermain imbang 1-1. Padamnya sebagian lampu stadion membuat lapangan menjadi remang-remang sehingga wasit Mark Alexander asal Australia langsung menghentikan laga. Sejumlah penonton yang kecewa dengan kejadian tersebut berteriak kecewa mengecam panitia.
Pelatih Korea Selatan (Korsel) Pim Verbeek juga menyatakan kekecewaannya atas kejadian tersebut. "Karena mati lampu, saya tidak bisa berkonsentrasi lagi," ujar pelatih asal Belanda ini.
Ketua Panitia Lokal Piala Asia 2007 di Jakarta, Nugraha Besoes, mengatakan, insiden mati lampu itu disebabkan generator pusat kelebihan beban. "Genset pusat tidak kuat menahan beban. Baru kali ini Gelora Bung Karno dipenuhi banyak perlengkapan. Kami masih punya waktu dua hari untuk mengecek semua itu," kata Nugraha Besoes.
Mengenai hal itu, General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Fachmi Mochtar mengatakan, terputusnya sebagian aliran listrik di Gelora Bung Karno bukan karena gangguan pasokan listrik PT PLN. Pihaknya sudah mengecek di lapangan tidak ada gangguan jaringan.
"Padamnya listrik kemungkinan ada kerusakan kabel di stadion," kata Fachmi. Selama perhelatan Piala Asia 2007 penerangan stadion dipasok tiga jaringan.
Kasus mati lampu ini merupakan tamparan kedua bagi Indonesia selaku tuan rumah Piala Asia. Semua kantor berita internasional melansir kasus mati lampu itu. Belum lagi, laga tersebut ditayangkan televisi secara langsung ke penjuru dunia. Sehari sebelumnya, jelang Indonesia lawan Bahrain, terjadi kekacauan penanganan tiket yang memicu amukan penonton.
Jangan mabuk kemenangan
Sementara itu, para pemain, tim ofisial, dan juga suporter Indonesia diingatkan untuk tidak larut dalam mabuk kemenangan setelah Selasa lalu tim Merah-Putih melibas Bahrain 2-1 pada laga perdana mereka di Piala Asia 2007. "Kemenangan yang disikapi berlebihan seolah tim ini sudah juara adalah kesalahan besar," kata Daniel Roekito, pengamat dan Pelatih Persik Kediri.
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault di sela-sela kunjungannya ke Garut menyatakan, kemenangan bukan tujuan akhir, tetapi yang lebih penting adalah proses. Indonesia menang karena kerja sama tim yang solid meski secara fisik kalah tinggi dari pemain lawan.
Sementara itu, cedera Ponaryo Astaman dan Mahyadi Panggabean ternyata cukup parah. Ponaryo mungkin harus absen saat Indonesia jumpa Arab Saudi Sabtu mendatang. Mahyadi harus absen hingga akhir turnamen.(OTW/NAL/IYA/RAY/BIL/SAM)

0 comments: